Catatan Kecil Tentang Fathimah Az-Zahra (4)

astutiamudjono.wordpress.com | Jumat, Juni 28, 2013 |
The True Story of Muhammad and Khadijah’s Beloved Daughter Fathimah 
 By: Muhammad Amin 

 4. Menapaki Hidup Baru di Madinah 

Sepeninggal Abu Thalib dan Khadijah kota Mekah terasa sepi dan hambar. Nabi bersama Fathimah menghadapi wajah-wajah bengis suku kafir Quraisy. Fathimah keyakinannya semakin kuat setelah mendengar ceramah ayahnya Fathimah menyadari arti penting keberadaannya di sisi ayahnya. Dengan segala kemampuan, Fathimah meringankan beban Sang ayah. 

Setelah ibunya meninggal, Fathimah menggantikan posisi Khadijah yang menjadi pendamping utama misi kenabian. Karena masih sangat muda Fathimah dapat bergerak leluasa. Keleluasaan ini dia buktikan untuk membantu sang ayah. Dia tidak akan membiarkan Rasulullah pergi sendirian. Dia sngat memperhatikan ayahnya. 

 Permusuhan yang dilancarkan suku Quraisy semakin memuncak. Mereka ingin membunuh Nabi. Ketika rumah Nabi dikepung, Ali menggantikan posisi Nabi berbaring di tempat didur Nabi, sementara Nabi berhasil menyelamatkan diri. Fathimah menyaksikan semua itu. 

Ditengah kesulitan hidup Muhammmad dan keluarganya ketika mengemban misi risalah, takdir menghadirkan pemuda tangguh . Dia lah Ali putra Abu Thalib. Umurnya lebih tua sekitar sepuluh tahun dari Fathimah. Sejak kecil Ali dititipkan kepada keluarga Muhammad. Abu Thalib bukan dari termasuk orang kaya dan memiliki banyak anak. Ali resmi menjadi berada dalam didikan Nabi ketika berusia delapan tahun. Ali mendapat pendidikan intelaktual dan spiritual sejak usia dini seperti kepada putrinya, Rasulullah mendidik Ali. 

Ali adalah laki-laki pertama yang mengucapkan kalimat syahadat setelah Khadijah. Setelah itu Ali selalu menemani Nabi. Ali pernah menyelamatkan Nabi dengan cara berbaring di ranjang Rasulullah menggantikan posisi beliau,mketika suku penyembah berhala ingin membunuh Nabi dan mengepung rumah beliau. 

Akhirnya Nabi hijrah ke Madinah, dan mulai mengatur strategi. Madinah dijadikan pusat pemerintahan. Bagi Fathimah ini adalah periode kehidupan kedua yang tidak kalah sulitnya. Dia mulai menginjak dewasa berjuang lebih keras lagi. Kaum Quraisy kafir masih terus melancarkan serangannya. 

Ketika Nabi Muhammad menikah lagi dengan Saudah. Fathimah dipindahkan ke tempat Saudah. Setelah itu Nabi menikah lagi dengan Ummu Salamah. Dan Ummu Salamah pernah berkata.”Rasulullah menikahi aku dan dia menyerahkan urusan putrinya kepadaku. Aku merawat dan mengurusnya. Padahal demi Allah dia lebih terdidik dibanding aku dan dia mengetahui segala sesuatu”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...