Membimbing Muslimah Mencapai Ketangguhan Sejati Sesuai Tuntunan Islam

astutiamudjono.wordpress.com | Kamis, Juli 24, 2025 |
Membimbing muslimah mencapai ketangguhan sejati sesuai tuntunan Islam adalah perjalanan spiritual dan praktis yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang ajaran agama dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Ketangguhan ini bukan berarti kekasaran atau keras hati, melainkan kekuatan batin, ketahanan dalam menghadapi cobaan, serta kemampuan untuk tetap teguh di atas jalan kebenaran, sebagaimana dicontohkan oleh para muslimah mulia sepanjang sejarah Islam.
Pertama, fondasi iman yang kokoh adalah inti dari ketangguhan seorang muslimah. Ini berarti meyakini sepenuhnya Allah SWT sebagai Rabb yang Maha Kuasa, Maha Bijaksana, dan Maha Pengasih, serta meyakini Rasulullah SAW sebagai teladan terbaik. Dr. Zakir Naik, seorang dai internasional terkemuka, sering menekankan pentingnya tauhid yang murni sebagai sumber kekuatan spiritual yang tak tergoyahkan. Keyakinan ini akan menumbuhkan rasa tawakal (berserah diri kepada Allah) yang mendalam, seperti firman Allah dalam Surah Al-Talaq ayat 3: "Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya."
Kedua, ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan. Seorang muslimah tangguh senantiasa haus akan ilmu agama maupun ilmu dunia yang bermanfaat. Dengan ilmu, ia dapat membedakan yang hak dan batil, serta mengambil keputusan yang tepat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim." (HR. Ibnu Majah). Ilmu juga membimbingnya untuk memahami hak dan kewajibannya sebagai hamba Allah, istri, ibu, dan anggota masyarakat, sehingga ia dapat menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab.
Ketiga, ibadah yang istiqamah membentuk karakter. Shalat, puasa, zakat, dan haji (jika mampu) bukan hanya ritual, tetapi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan membersihkan jiwa. Ibadah yang dilakukan dengan khusyuk dan konsisten akan menumbuhkan kedisiplinan, kesabaran, dan ketenangan batin. Prof. Dr. Hamka, seorang ulama besar Indonesia, seringkali menekankan bahwa shalat adalah tiang agama dan cermin ketangguhan spiritual seseorang. Ketaatan dalam ibadah ini akan menjadi benteng dari godaan dan cobaan hidup.
Keempat, kesabaran adalah perisai di kala sulit. Kehidupan pasti dipenuhi dengan ujian, dan kesabaran adalah kunci untuk menghadapinya. Muslimah tangguh tidak menyerah pada kesulitan, melainkan menjadikannya sebagai ladang pahala dan pembelajaran. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 153: "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu; sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." Kisah ketabahan Ummu Salamah dan Asma binti Abu Bakar dalam menghadapi berbagai cobaan adalah teladan nyata kesabaran.
Kelima, optimisme dan husnuzhan (berprasangka baik kepada Allah) adalah energi positif yang tak terbatas. Seorang muslimah yang tangguh selalu melihat hikmah di balik setiap peristiwa dan yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Dr. Aidh Al-Qarni, penulis buku "La Tahzan", senantiasa menyerukan pentingnya optimisme dan tidak mudah putus asa, karena keputusasaan adalah pintu masuk bagi setan. Sikap ini akan membantunya bangkit dari keterpurukan dan terus melangkah maju.
Keenam, menjaga kehormatan diri dan keluarga. Akhlak mulia adalah mahkota bagi seorang muslimah. Ia menjaga lisan, perbuatan, dan pandangannya dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan diharamkan. Ia memahami bahwa kehormatan diri adalah cerminan imannya dan cerminan keluarga. Hadis Rasulullah SAW: "Sebaik-baik wanita adalah yang jika engkau memandangnya engkau bahagia, jika engkau perintahkan dia mentaatimu, dan jika engkau tidak ada dia menjaga hartamu dan kehormatan dirinya." (HR. Nasai). Ini mencakup juga menjaga aurat dan adab berinteraksi.
Ketujuh, berkontribusi positif untuk umat. Ketangguhan sejati tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk lingkungan sekitar. Muslimah tangguh memiliki kepedulian sosial, aktif dalam kebaikan, dan berusaha memberikan manfaat bagi sesama. Ia mungkin berkontribusi dalam pendidikan, dakwah, atau kegiatan sosial lainnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Ahmad). Kontribusinya ini menjadi salah satu bentuk dakwah bil hal.
Kedelapan, mencari lingkungan yang mendukung dan persahabatan yang shalihah. Lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan spiritual dan mental seseorang. Muslimah tangguh akan mencari teman-teman yang senantiasa mengingatkan dalam kebaikan, saling mendukung dalam ketaatan, dan menjauhkan diri dari lingkungan yang buruk. Rasulullah SAW bersabda: "Seseorang itu tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya." (HR. Abu Daud). Ini adalah pondasi penting untuk menjaga keteguhan di atas jalan Allah.
Kesembilan, terus belajar dan berbenah diri. Perjalanan menuju ketangguhan sejati adalah proses berkelanjutan. Muslimah tangguh senantiasa mengevaluasi dirinya, mengakui kekurangan, dan berusaha memperbaikinya. Ia tidak pernah merasa puas dengan pencapaiannya, melainkan terus berupaya meningkatkan kualitas diri dalam segala aspek. Dengan demikian, ia akan senantiasa tumbuh menjadi muslimah yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih dekat kepada Allah SWT, menjadi pribadi yang dicintai Allah dan bermanfaat bagi sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...