Menghindari Dosa dan Maksiat: Perlindungan dari Kehancuran Diri

astutiamudjono.wordpress.com | Kamis, Juli 24, 2025 |

Kadang kita lupa, bahwa setiap perbuatan kita punya dampak, baik di dunia maupun di akhirat. Dosa dan maksiat itu ibarat racun yang perlahan merusak diri kita dari dalam. Awalnya mungkin terasa enak atau menyenangkan, tapi efeknya bisa menghancurkan kebahagiaan, ketenangan, bahkan hubungan kita dengan Allah dan sesama. Menghindarinya adalah bentuk perlindungan paling utama dari kehancuran diri.
Bayangkan, ketika kita melakukan maksiat, rasanya seperti menumpuk beban di hati. Hati jadi gelisah, sering merasa bersalah, dan sulit merasakan ketenangan. Ibarat kaca yang retak, semakin banyak dosa, semakin banyak retakan di hati kita, sampai akhirnya sulit untuk memantulkan cahaya kebaikan.
Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sudah memperingatkan kita berkali-kali dalam Al-Qur'an tentang bahaya dosa. Dia tidak melarang kita berbuat dosa karena ingin menyulitkan, tapi justru karena ingin melindungi kita dari kehancuran. Salah satu firman-Nya dalam Surah An-Nisa ayat 31: "Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)." Ini adalah janji sekaligus motivasi bagi kita untuk menjauhi dosa.
Para ulama hadis juga banyak mengingatkan tentang bahaya dosa. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Apabila seorang mukmin berbuat dosa, maka timbullah titik hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat dan berhenti dari perbuatannya, maka bersihlah hatinya. Apabila ia terus berbuat dosa, maka bertambah pulalah titik hitam itu sehingga menutupi seluruh hatinya. Itulah ‘ran’ (penutup) yang disebut Allah dalam firman-Nya: ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka'." Hadis ini dengan jelas menggambarkan bagaimana dosa secara fisik mengotori hati kita.
Dosa tidak hanya merusak hati, tapi juga bisa menjauhkan kita dari keberkahan hidup. Rezeki terasa seret, urusan jadi sulit, dan seringkali kita merasa kurang puas meskipun sudah punya banyak hal. Itu karena pintu-pintu kebaikan bisa tertutup akibat tumpukan dosa yang kita lakukan.
Selain itu, maksiat juga bisa merusak hubungan kita dengan sesama. Dusta merusak kepercayaan, ghibah (menggunjing) merusak persaudaraan, dan kezaliman merusak keharmonisan. Pada akhirnya, kita bisa merasa sendirian, dikucilkan, dan kehilangan dukungan dari orang-orang terdekat.
Pentingnya menghindari dosa juga karena setiap dosa yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Tidak ada yang terlewat dari catatan Allah. Hari perhitungan itu adalah hari di mana setiap jiwa akan melihat apa yang telah diperbuatnya, baik kebaikan maupun keburukan.
Maka dari itu, untuk melindungi diri dari kehancuran ini, kita harus selalu berusaha menjauhi dosa. Caranya? Dengan memperkuat iman, memperbanyak ibadah, berteman dengan orang-orang saleh, dan selalu ingat akan pengawasan Allah. Jika terlanjur berbuat dosa, segera bertaubat dengan sungguh-sungguh dan jangan menundanya.
Pada akhirnya, menghindari dosa dan maksiat adalah investasi terbaik untuk kebahagiaan dan ketenangan kita. Ini adalah bentuk kasih sayang pada diri sendiri, agar kita bisa hidup damai di dunia dan meraih surga di akhirat.
Bagaimana Anda melihat dampak dosa dan maksiat dalam hidup Anda atau orang-orang di sekitar Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...