The True Story of Muhammad and Khadijah’s Beloved Daughter Fathimah
By: Muhammad Amin
7.Fathimah Penghulu Wanita yang Hidup Serba Kekurangan.
Menjadi istri Ali bin Abu Thalib,berarti hidup sederhana, jauh dari kemewahan duniawi. Sejak semula Fathimah sadar bahwa Ali bukan pria berlimpah kekayaan. Seperti ayahnya, Ali ringan tangan menolong orang lain tanpa memikirkan diri sendiri. Ketika Fathimah menerima Ali menjadi suaminya, dia sadar akan kehidupan yang dijalaninya bersama suaminya.
Ketika Fathimah mengadu bahwa orang menggunjing tentang Ali yang miskin ., Rasulullah berkata” Anakku ,ayah dan suamimu tidak miskin. Aku telah ditawari harta dunia. Tapi aku memilih apa yang ada pada Tuhanku. Annakku sesungguhnya Allah telah melihat ke bumi, lalu Dia memilih ayahmu dan suamimu. Anakku sebaik-baik suami adalah suamimu.”
Ketika Fathimah mengadau pada ayahnya bahwa di rumahnya tidak ada makanan, Nabi pun berkata bahwa asap tidak mengepul di dapur keluarga Muhammad dan Nabi menyuruh Fathimah meletakkan tangannya di bagian perut Nabi. Dia melihat ada batu yang diikatkan disitu. Ia pun menangis.
Nabi menghibur dan memberi tahu Fathimah bahwa Ali kedudukannya begitu utama.” Dia melakuakn pekerjaan ketika usianya dua belas tahun, ketika berusia lima belas tahun dia membela dan melimdungiku dengan pedangnya. Pada usia sembilan belas tahun mengalahkan para ksatria pemberani bangsa Arab. Dan pada usia dua puluh tahun, dia menyingkirkan kegundahan dan kesedihanku ketika dia mampu menjebol dan mengangkat benteng Khaibar yang tidak akan mampu diangkat oleh lima puluh orang”
Hal ini membuat hati Fathimah berbunga-bunga.
Fathimah bahagia menjalani hidup sederhana. Dia setia mengurus sendiri semua kebutuhan rumah tangga. Dia tidak menganggap rendah pekerjaan rumah. Ali pernah tidak tega membiarkan Fathimah melakukan pekerjaan rumah yang berat. Dia minta agar Nabi bisa memberikannya pembantu untuk meringankan tugas Fathimah. Tapi Nabi menolak.
Malam harinya Nabi datang dan menghibur mereka. Nabi berkata bahwa Jibril telah menyampaikan bahwa kita bisa menikmatinya; Ucapkanlah kalimat takbir, tahmid dan tasbih sesudah shalat, karena itu lebih berharga dari pada seorang pembantu. Demikianlah dengan santun Nabi memberikan pelajaran pada Fathimah
Nabi mendidik Fathimah dan Ali berdasarkan tuntunan Allah. Ketika Nabi melihat ada tirai indah di rumah Fathimah dengan bahasa tubuhnya Fathimah mengerti bahwa tirai itu harus dijual dan hasil penjualan itu dibagi-bagikan pada warga Madinah yang membutuhkan.
Di lain waktu Nabi melihat Fathimah menggunakan kalung emas di lehernya hadiah dari Ali. Fathimah tahu maksud ayahnya. Dijual kalung itu. Uang hasil penjualan kalung itu digunakan untuk membebaskanseorang budak mukmin
Tapi ketika Fathimah sakit dan banyak sahabat Nabi yang ingin menjenguk, dan Nabi memerintahkan Fathimah untuk mengenakan hijabnya, Fathimah menjawab bahwa dia tidak punya punya jubah. Lalu Nabi melemparkan jubahnya agar dikenakan oleh Fathimah. Ada salah satu sahabat yang mengeluhkan keadaan Fathimah , ketika Nabi mendengar maka Nabi berkata;” Ketahuilah! Fathimah adalah pemimpin kaum wanita di akherat kelak.”
Fathimah pernah datang kepada Nabi dalam keadaan pucat dan kelaparan. Fathimah mendekat pada Nabi, lalu Nabi menempelkan tangannya di bawah leher Fathimah dan berdoa” Ya Allah yang mengenyangkan orang-orang yang lapar dan mengangkat orang-orang yang jatuh, janganlah engkau laparkan Fathimah binti Muhammad.”
Seketika itu wajah Fathimah memerah tidak lagi pucat seperti sebelumnya.
Ketika para sahabat ditanya Nabi apakah yangpaling baik bagi seorang permpuan. Tak ada satu pun yang mampu menjawab. Maka Ali pun bertanya pada Fathimah dan dia menjawab”Yang paling baik bagi seorang perempuan adalah tidak melihat laki-laki selain suaminya dan tidak mengijinkan laki-laki selain suaminya melihat dirinya.”
Ketika Ali menyampaikan jawaban Fathimah kepada Nabi beliau bersabda;”Sungguh dia telah mengucapkan kebenaran, sebab dia bagian dari diriku.”
Ketika Fathimah mengadu bahwa orang menggunjing tentang Ali yang miskin ., Rasulullah berkata” Anakku ,ayah dan suamimu tidak miskin. Aku telah ditawari harta dunia. Tapi aku memilih apa yang ada pada Tuhanku. Annakku sesungguhnya Allah telah melihat ke bumi, lalu Dia memilih ayahmu dan suamimu. Anakku sebaik-baik suami adalah suamimu.”
Ketika Fathimah mengadau pada ayahnya bahwa di rumahnya tidak ada makanan, Nabi pun berkata bahwa asap tidak mengepul di dapur keluarga Muhammad dan Nabi menyuruh Fathimah meletakkan tangannya di bagian perut Nabi. Dia melihat ada batu yang diikatkan disitu. Ia pun menangis.
Nabi menghibur dan memberi tahu Fathimah bahwa Ali kedudukannya begitu utama.” Dia melakuakn pekerjaan ketika usianya dua belas tahun, ketika berusia lima belas tahun dia membela dan melimdungiku dengan pedangnya. Pada usia sembilan belas tahun mengalahkan para ksatria pemberani bangsa Arab. Dan pada usia dua puluh tahun, dia menyingkirkan kegundahan dan kesedihanku ketika dia mampu menjebol dan mengangkat benteng Khaibar yang tidak akan mampu diangkat oleh lima puluh orang”
Hal ini membuat hati Fathimah berbunga-bunga.
Fathimah bahagia menjalani hidup sederhana. Dia setia mengurus sendiri semua kebutuhan rumah tangga. Dia tidak menganggap rendah pekerjaan rumah. Ali pernah tidak tega membiarkan Fathimah melakukan pekerjaan rumah yang berat. Dia minta agar Nabi bisa memberikannya pembantu untuk meringankan tugas Fathimah. Tapi Nabi menolak.
Malam harinya Nabi datang dan menghibur mereka. Nabi berkata bahwa Jibril telah menyampaikan bahwa kita bisa menikmatinya; Ucapkanlah kalimat takbir, tahmid dan tasbih sesudah shalat, karena itu lebih berharga dari pada seorang pembantu. Demikianlah dengan santun Nabi memberikan pelajaran pada Fathimah
Nabi mendidik Fathimah dan Ali berdasarkan tuntunan Allah. Ketika Nabi melihat ada tirai indah di rumah Fathimah dengan bahasa tubuhnya Fathimah mengerti bahwa tirai itu harus dijual dan hasil penjualan itu dibagi-bagikan pada warga Madinah yang membutuhkan.
Di lain waktu Nabi melihat Fathimah menggunakan kalung emas di lehernya hadiah dari Ali. Fathimah tahu maksud ayahnya. Dijual kalung itu. Uang hasil penjualan kalung itu digunakan untuk membebaskanseorang budak mukmin
Tapi ketika Fathimah sakit dan banyak sahabat Nabi yang ingin menjenguk, dan Nabi memerintahkan Fathimah untuk mengenakan hijabnya, Fathimah menjawab bahwa dia tidak punya punya jubah. Lalu Nabi melemparkan jubahnya agar dikenakan oleh Fathimah. Ada salah satu sahabat yang mengeluhkan keadaan Fathimah , ketika Nabi mendengar maka Nabi berkata;” Ketahuilah! Fathimah adalah pemimpin kaum wanita di akherat kelak.”
Fathimah pernah datang kepada Nabi dalam keadaan pucat dan kelaparan. Fathimah mendekat pada Nabi, lalu Nabi menempelkan tangannya di bawah leher Fathimah dan berdoa” Ya Allah yang mengenyangkan orang-orang yang lapar dan mengangkat orang-orang yang jatuh, janganlah engkau laparkan Fathimah binti Muhammad.”
Seketika itu wajah Fathimah memerah tidak lagi pucat seperti sebelumnya.
Ketika para sahabat ditanya Nabi apakah yangpaling baik bagi seorang permpuan. Tak ada satu pun yang mampu menjawab. Maka Ali pun bertanya pada Fathimah dan dia menjawab”Yang paling baik bagi seorang perempuan adalah tidak melihat laki-laki selain suaminya dan tidak mengijinkan laki-laki selain suaminya melihat dirinya.”
Ketika Ali menyampaikan jawaban Fathimah kepada Nabi beliau bersabda;”Sungguh dia telah mengucapkan kebenaran, sebab dia bagian dari diriku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar