The True Story of Muhammad and Khadijah’s Beloved Daughter Fathimah
By: Muhammad Amin
8.Fathimah dan Keharmonisan Rumah Tangganya.
Kehidupan Fathimah dam Ali harmonis dalam kesederhanaan. Ali danFathimah kedua insan agung itu saling menyempurnakan penghambaan satu sama lain untuk mendapat suaka Allah SWT
Ketika Nabi memperoleh cucu Hasan dan Husein, sebuah ayat turun: “Sesungguhnya Allah menghendaki untuk membersihkan dosa-dosa kalian Ahlulbait dan Dia hendak mensucikan kalian dengan sesuci-sucinya.” Itulah kehendak Allah, bahwa keluarga Nabi dibersihkan dari dosa-dosa dan disucikan dengan sesuci-sucinya.
Beberapa tahun setelah Husein lahir ke dunia, Fathimah melahirkan bayi perempuan bernama Zainab, kemudian Ummu Kultsum. Keduanya sama dengan nama putrid-putri Nabi. Bagi mereka Nabi bukan sekedar kakek, tapi sekaligus ayah, sahabat, pelindung, sekaligus teman bermain. Mereka sangat dekat dan akrab dengan Kakeknya, Rasulullah saw.
Nabi sering menengok rumah Fathimah untuk mengetahui keadaan cucu-cucunya. Beliau tidak tahan berpisah lama dengan putra putrid Fathimah. Suatu hari Nabi berkunjung ke rumah Fathimah dan beliau melihat Hasan menangis karena lapar. Setelah melihat di dapur tidak ada makanan sedikitpun maka beliau ke luar rumah menuju kandang domba di sebelah rumah itu. Mermerah susudomba lalu memberikannya pada cucunya. Hasan pun berhenti menangis setelah minum susudomba itu.
Kedekatan Nabi dengan cucunya adalah ketika Beliau menemui tamu ternyata ada yang bergerak-gerak di balik jubah Nabi ternyata kedua cucunya sedang bersembunyi di balik jubah itu. Begitu juga ketika Nabi sedang shalat berjemaah begitu lama ketika sujud, ternyata Husein naik ke atas punggungnya.Beliau tidak tega mengusirnya, maka dibiarkan sampai dia turun dari punggungnya.
Pernah ketika Nabi sedang memberi khutbah di atas mimbar, tiba-tiba beliau melihat cucunya yang baru keluar dari rumahnya terjatuh. Beliau tak tahan melihat cucunya dan ingin segera membantu. Maka dengan cemas khutbah itu dihentikan dan beliau segera menggendong mereka.
Kekuatan serta kepekaan jiwa Rasulullah tak terbatas. Beliau menggendong Hasan dan Husein, bermain bersamanya dan berdendang untuk mereka. Ketika beliau merebahkan tubuhnya, sering cucunya di letakkan di dadanya sambil memengangi tangannya. Diciumnya anak itu dengan cinta kasih dan kelembutan.
By: Muhammad Amin
8.Fathimah dan Keharmonisan Rumah Tangganya.
Kehidupan Fathimah dam Ali harmonis dalam kesederhanaan. Ali danFathimah kedua insan agung itu saling menyempurnakan penghambaan satu sama lain untuk mendapat suaka Allah SWT
Ketika Nabi memperoleh cucu Hasan dan Husein, sebuah ayat turun: “Sesungguhnya Allah menghendaki untuk membersihkan dosa-dosa kalian Ahlulbait dan Dia hendak mensucikan kalian dengan sesuci-sucinya.” Itulah kehendak Allah, bahwa keluarga Nabi dibersihkan dari dosa-dosa dan disucikan dengan sesuci-sucinya.
Beberapa tahun setelah Husein lahir ke dunia, Fathimah melahirkan bayi perempuan bernama Zainab, kemudian Ummu Kultsum. Keduanya sama dengan nama putrid-putri Nabi. Bagi mereka Nabi bukan sekedar kakek, tapi sekaligus ayah, sahabat, pelindung, sekaligus teman bermain. Mereka sangat dekat dan akrab dengan Kakeknya, Rasulullah saw.
Nabi sering menengok rumah Fathimah untuk mengetahui keadaan cucu-cucunya. Beliau tidak tahan berpisah lama dengan putra putrid Fathimah. Suatu hari Nabi berkunjung ke rumah Fathimah dan beliau melihat Hasan menangis karena lapar. Setelah melihat di dapur tidak ada makanan sedikitpun maka beliau ke luar rumah menuju kandang domba di sebelah rumah itu. Mermerah susudomba lalu memberikannya pada cucunya. Hasan pun berhenti menangis setelah minum susudomba itu.
Kedekatan Nabi dengan cucunya adalah ketika Beliau menemui tamu ternyata ada yang bergerak-gerak di balik jubah Nabi ternyata kedua cucunya sedang bersembunyi di balik jubah itu. Begitu juga ketika Nabi sedang shalat berjemaah begitu lama ketika sujud, ternyata Husein naik ke atas punggungnya.Beliau tidak tega mengusirnya, maka dibiarkan sampai dia turun dari punggungnya.
Pernah ketika Nabi sedang memberi khutbah di atas mimbar, tiba-tiba beliau melihat cucunya yang baru keluar dari rumahnya terjatuh. Beliau tak tahan melihat cucunya dan ingin segera membantu. Maka dengan cemas khutbah itu dihentikan dan beliau segera menggendong mereka.
Kekuatan serta kepekaan jiwa Rasulullah tak terbatas. Beliau menggendong Hasan dan Husein, bermain bersamanya dan berdendang untuk mereka. Ketika beliau merebahkan tubuhnya, sering cucunya di letakkan di dadanya sambil memengangi tangannya. Diciumnya anak itu dengan cinta kasih dan kelembutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar