Satu Cara Aktivasi Diri dari Matemati Hati.

astutiamudjono.wordpress.com | Senin, November 13, 2023 |

**Satu Cara Aktivasi Diri dari Matemati Hati.*

Oleh : Sri Sugiastuti 

Bu Kanjeng bukan ahli matetika. Saat sekolah nilai mapel matematikanya jeblok. Itu juga sebabnya dia merasa sering tertipu dengan orang yang bermodal alasan dan wajah memelas berhasil meminjam uang tanpa harus mengembalikan. Kadang dia gemes dan berjanji bahwa ia akan menagih ya di akhirat. (Tetapi apakah mata uang itu berlaku di akhirat? Lalu untuk apa? Menebus dosa?).

Ada satu artikel yang pernah dibaca tentang" Matematika Hati". Diawali dengan pertanyaan. Siapa yang masih ingat dengan pelajaran matematika ketika sekolah yaitu perkalian antara plus (+) dan minus (-) seperti di bawah ini:

(+) x (+) = (+)
(+) x (-) = (-)
(-) x (+) = (-)
(-) x (-) = (+)

Seimbang ya untuk hasil akhir ada hasil + dan hasil--
Penjelasanya seperti ini;
Perkalian bilangan pertama dengan bilangan kedua, akan menghasilkan nilai yang berbeda-beda tergantung status kedua bilangan itu sendiri. Contohnya jika (+) bertemu dengan (+) maka hasilnya juga (+).
Cukup mudah dimengerti.  Seperti kata Pak Ustadz. Saat punya gagasan yang baik, lalu bertemu dengan yang baik, hasilnya positif.

Nah sekarang, rumus matematika bisa dijadikan  panduan untuk ketenangan hati. Apa iya? Kok bisa?

Mari kita bayangkan seperti ini. Bilangan pertama adalah ucapan orang lain. Bilangan kedua adalah respon kita. Maka hasil yang diperoleh adalah keadaan hati kita sendiri. Bagaimana kita mereponnya.

Contohnya ucapan baik dari orang lain berarti (+) jika kita respon dengan terima kasih dan membalas kebaikan orang itu berarti (+) juga, maka hasilnya adalah hati yang tenang yaitu (+).

Namun jika ucapan baik dari orang lain (+) kita respon dengan buruk sangka (-) merasa kebaikan dia pasti ada maunya dengan kita, dan berburuk sangka, tentu saja hati menjadi gelisah dan hilanglah ketenangan (-).

Begitu pula sebaliknya jika ada orang yang berkata kasar pada kita, atau merendahkan kita (-) namun diri kita sendiri menerima ucapan tersebut (+) maka lahirlah rasa rendah diri dan hati yang berputus asa (-).

Jadi bagaimana harus bersikap jika orang lain melontarkan umpatan atau sindiran ketus (-) pada kita? Yaitu dengan menolak dan mengabaikan saja ucapan tersebut (-). Tak perlu masuk ke dalam hati, buanglah ucapan tak berguna dari telinga kita sebagaimana barang tak berguna tentu kita buang dari rumah. Jika kita bisa memberi respon seperti demikian niscaya hati akan mendapatkan kembali ketenangannya (+).

Kita hidup di tengah-tengah manusia yang beraneka ragam perangainya. Ada orang pendiam, ada pula pemarah. Banyak yang halus tutur kata namun tak sedikit yang kalau berkata pasti menyakitkan. Biarkan saja mereka memainkan peran masing-masing.

Ingat bahwa hasil (ketenangan hati) bukan tergantung pada bilangan pertama, namun terletak pada bilangan kedua. Hasil bukan tergantung pada ucapan orang lain, namun terletak pada cara kita merespon ucapan tersebut.

Kesimpulannya, semua kembali kepada pribadi masing-masing. Mari berbaik sangka dan buang unsur negatif yang merugikan diri sendiri. Matematika hati akan membuat kita nyaman. No ribet, no baper, apalagi gelisah tak menentu.

Surakarta Hadiningrat,  10 November 2023

1 komentar:

  1. Matematika mengajarkan kita untuk berhati-hati juga dalam menghadapi teman bergaul Bunda Kanjeng ❣️. Terima Kasih sudah menginspirasi kami🙏🙏🙏.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...