The True Story of Muhammad and Khadijah’s Beloved Daughter Fathimah
By: Muhammad Amin
13.Fathimah dan Rasa Kecewanya
Fathiah sudah berusaha sekuat tenaga meluruskan jalannya sejarah masa depan. Tapi umat Islam tidak sadar jika agama mereka sedang mendapat ancaman besar. Telinga orang-orang Madinah telah tuli. Fathimah semakin sedih melihat suaminya, ksatria laga tanpa lawan tanding dan singa podium, kini “dirumahkan” Fathimah menyaksikan Ali mengorbankan haknya demi masa depan Islam. Ali tidak ingi merebut kekuasaan, karena risalah Rasulullah harus tetap tegak sepanjang sejarah.
Fathimah sudah membayangkan peristiwa-peristiwa menakutkan yang bakal menimpa putra-putranya pada masa mendatang. Ya Ayahnya telah mengabarkannya kepadanya tentang semua itu. Putra-putri Fathimah akan jadi korban kesewenag-wenangan sepeninggalnya. Tapi sejarah membuktikan, mereka lah yang gigih mempertahankan risalah Islam untuk menarik kembali umat yang menyimpang.
Fathimah jatuh sakit. Kian lama sakitnya kian berat. Fathimah tergeletak di tempat tidurnya . Fathimah tetap berusaha tersenyum ceria menyambut kedatangan para wanita kaum mujahirin yang menjenguknya.
Dalam sakitnya Fathimah berdoa:” Tuhanku, apakah Ali, seorang pemberani yang kuat, har ini terpaksa harus diam menyaksiakn haknya yang disyariatkan untuk menjaga kepentingan Islam Yang mulia? Kematianku sudah dekat dan telah tiba ajalku. Aku akan segera terbebas dari duka cita dan kesedihan , Tapi bagaimana dengan yatim-yatimku yang masih hidup setelah aku tiada? Aku mendengar ayahku berkali-kali berkata bahwa anakku Hasan akan meninggal karena diracun dan Husein akan dibunuh dengan pedang sebagai syahid yang kehausan.”
Ali memandang iba pada Fathimah; “Kekasihku apa yang menyebabkan kau menangis? Fathimah menangis karena masa depan keluarganya, Ali, Hasan, Husein, Zaenab dan ummu Kalsum, keluarga yang dimuliakan Allahdan Nabi akan disia-siakan sepeningganya. Merka akan tertindas dan teraniaya,karena kezalman sebagian umat ayahnya. Fathimah menangis karena misi kemanusiaan yang disampaikan ayahnya telah diselewengkan di depan matanya. Fathimah menangis untuk manusia yang tertindas.
By: Muhammad Amin
13.Fathimah dan Rasa Kecewanya
Fathiah sudah berusaha sekuat tenaga meluruskan jalannya sejarah masa depan. Tapi umat Islam tidak sadar jika agama mereka sedang mendapat ancaman besar. Telinga orang-orang Madinah telah tuli. Fathimah semakin sedih melihat suaminya, ksatria laga tanpa lawan tanding dan singa podium, kini “dirumahkan” Fathimah menyaksikan Ali mengorbankan haknya demi masa depan Islam. Ali tidak ingi merebut kekuasaan, karena risalah Rasulullah harus tetap tegak sepanjang sejarah.
Fathimah sudah membayangkan peristiwa-peristiwa menakutkan yang bakal menimpa putra-putranya pada masa mendatang. Ya Ayahnya telah mengabarkannya kepadanya tentang semua itu. Putra-putri Fathimah akan jadi korban kesewenag-wenangan sepeninggalnya. Tapi sejarah membuktikan, mereka lah yang gigih mempertahankan risalah Islam untuk menarik kembali umat yang menyimpang.
Fathimah jatuh sakit. Kian lama sakitnya kian berat. Fathimah tergeletak di tempat tidurnya . Fathimah tetap berusaha tersenyum ceria menyambut kedatangan para wanita kaum mujahirin yang menjenguknya.
Dalam sakitnya Fathimah berdoa:” Tuhanku, apakah Ali, seorang pemberani yang kuat, har ini terpaksa harus diam menyaksiakn haknya yang disyariatkan untuk menjaga kepentingan Islam Yang mulia? Kematianku sudah dekat dan telah tiba ajalku. Aku akan segera terbebas dari duka cita dan kesedihan , Tapi bagaimana dengan yatim-yatimku yang masih hidup setelah aku tiada? Aku mendengar ayahku berkali-kali berkata bahwa anakku Hasan akan meninggal karena diracun dan Husein akan dibunuh dengan pedang sebagai syahid yang kehausan.”
Ali memandang iba pada Fathimah; “Kekasihku apa yang menyebabkan kau menangis? Fathimah menangis karena masa depan keluarganya, Ali, Hasan, Husein, Zaenab dan ummu Kalsum, keluarga yang dimuliakan Allahdan Nabi akan disia-siakan sepeningganya. Merka akan tertindas dan teraniaya,karena kezalman sebagian umat ayahnya. Fathimah menangis karena misi kemanusiaan yang disampaikan ayahnya telah diselewengkan di depan matanya. Fathimah menangis untuk manusia yang tertindas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar