11.Ketika begitu Cepat Ucapan ucapan Nabi diabaikan
Beberapa hari sebelum meninggal, Nabi diliputi oleh kegelisahan. Nabi menjadi jarang tidur. Beliau merasa bahwa ajalnya sudah dekat. Sementara beliau melihat adanya awan tebal yang menggelayuti masa depan kaum muslimin. Kegelisahan dan kekhawatiran menerpa jiwa Nabi yang amat kuat, yang selama ini tak pernah gentar menjalani seluruh perjalanan hidupnya yang sarat dengan bahaya.
Setelah Nabi wafat Ali dan Fathimah tidak bisa memejamkan mata. Mereka begitu terpukul dengan peristiwa tadi pagi. Jasad Nabi belum dimakamkan, Abu Bakar sudah menjadi khalifah meski tidak sesuai dengan wasiat Rasulullah. Rumah Fathimah dikepung dan akan dibakar oleh pendukung khalifah. Ali dipaksa berbaiat kepada Abu Bakar.Fathimah hanya bisa menangis dan berdoa di depan jasad ayahnya.
Ali mempunyai alasan sama untuk tidak memerangi mereka; demi masa depan Islam yang usianya masih muda. Ali tidak mungkin menggunakan kekuatan pedangnya untuk memerangi sesama muslim.
Sedangkan Fathimah benar-benar letih setelah sekian lama bersabar memikul beratnya misi Rasulullah, Fathimah begitu menderita merasakan nasib Ali yang sepanjang hidupnya berjuang melawan musuh, kini dipaksa menyerah tanpa perlawanan, bukan oleh musuh tapi justru oleh sahabatnya. Ali rela tidak melawan karena keyakinan, keberanian, pengorbanan, kejujuran dan kesetiaannya untuk tegaknya Islam di muka bumi.
Dalam Islam, memperjuangkan kebenaran wajib dilaksanankan, meski dimulai dari yang paling mungkin, yaitu diri sendiri. Bukan hanya lewat kata, tetapi perlu bukti lewat tindakan nyata. Itulah sebabnya mengapa Madinah masih menyimpan catatan rapi perjalanan sejarah yang indah namun haru biru,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar