Berbagi Tips Menulis

astutiamudjono.wordpress.com | Rabu, Februari 11, 2015 |
Antara Nulis Diary dan Memoar Beda Tipis

Alhamdulillah berkat campur tangan Allah hati ini digerakkan untuk belajar secara online. Seumur umur saya baru sekali ini ikut belajar online berbayar. Kalau yang untuk bisnis se kelas Oriflame saya pernah ikut tapi karena tidak berjodoh ya tidak berkembang. Nah yang kemaren senin saya belajar itu tentang menulis Memoar yang diadakan oleh komunitas keren yang ada di sosmed.  Saya ingin berbagi apa yang saya dapat buat teman teman yang mungkin punya passion yang sama dengan saya. Semoga tulisan singkat dan jauh dari sempurna minimal bisa memotivasi diri saya dan juga man teman untuk semangat dan semangat dan tak pernah ngelokro (putus asa ) untuk menulis dan meningkat kemampuan menulisnya.

Konon info yang saya dapat dari nara sumber  genre momoar lagi booming nih tapi bukan di Indonesia melainkan di negerinya Om Barak Obama. Sebabnya apa ya? Pasti ingin tau dong! Ya karena di sana orang lebih leluasa mengungkapkan atau menuliskan fakta secara jujur, tidak direkayasa dan kembali ke niatnya ketika ia menulis, apakah ingin mengenang seseorang, memotivasi atau mungkin memberi pesan moral dan  bisa dijadikan cermin kehidupan. Tulisan yang seperti itu banyak peminatnya karena bukan hoax melainkan kisah nyata (true story ) walau kadang nama tokoh dan tempat disamarkan.


Nara sumber saya juga kasih bocoran bahwa kekuatan tulisan atau genre memoir ada pada daya inspirasi dan pengalaman pribadi  dari sang tokoh. Tulisan seperti ini punya daya tarik untuk mengikat emosi pembaca. Siapa saja bisa menulis memoir apakah dia tokoh terkenal atau “orang biasa”. Singkatnya orang yang memiliki pengalaman dahsyat atau bagaimana ia bisa lolos dari musibah atau kesulitan yang mencekam patut dijadikan tulisan berlebel memoir. Contohnya buku berjudul All Gone. Itu bererita tentang bagaimana pengalaman seorang anak ketika ibunya menderita dementia (kehilangan memori/pikun). Nah di sana ada pengalaman yang luar biasa ketika menghadapi seorang ibu yang mengidap penyakit tersebut.

Lebih detailnya bisa dikatakan bahwa memoir itu penggalan kisah nyata dari seseorang yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan ini masuk katagori non fiksi ya. Misalnya buku yang baru saya pinjam dari perpus Ganesa Solo yang berjudul “ Dahlan Juga Manusia “ yang ditulis oleh mantan wartawati Jawa Pos Siti Nasyi’ah. Buku itu berkisah pengalamannya bersama pemilik Jawa Pos ketika ia magang dan mendapatkan banyak ilmu tentang jurnalistik. Maka dalam cover buku itu tertulis “Pengalaman Pribadi Mengenal Dahlan Iskan.”

Genre memoir itu biasanya menyoroti satu tema jadi beda banget sama biografi yang berkisah dari mulai lahir hingga uzur. Tulisan itu juga punya crri yang mengajak pembaca terlibat langsung dalam peristiwa itu seakan sedang berada dalam kondisi dan posisi seperti penulis atau tokohnya.  Memoar biasanya sarat dengan renungan, intropeksi atau reflesksi diri. Dan yang paling penting ada yang jadi anti klimak, dimana ada titik balik (turning point) dari peristiwa yang dialami si tokoh/penulis.

Nah kalau sudah paham dengan jenis tulisan memaor pasti dengan mudah sudah bisa menentukan tema dan menulisnya. Tema apa yang mau dijadikan tulisan yang sekiranya bisa jadi motivasi atau inspirasi bagi pembaca. Cukup jelas dan mudahkan mengenalnya dan cara berlatihnya bisa dengan ngulik diary yang sering kita isi dengan kejadian kejadian yang pernah kita alami.

Bagi yang sudah rajin nulis diary untuk dikembangkan jadi tulisan yang bergenre memoir peluangnya besar. Tinggal dipoles dan berlatih menulis (hehehe). Karena dari tulisan di diary merangsang daya ingat pada kenangan, kejadian, atau kegundahan saat itu yang bisa diceritakan kembali. Atau cara sederhana lainnya adalah dengan mengamati album foto jadul yang kita miliki. Yuk kita prkatekan.!!!

26 komentar:

  1. waaa..Uti... terima kasih ilmunya.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mba Arin. Ini pengalaman pertama Uti belajar online. Inshaallah nanti dilanjut lagi..infonya

      Hapus
  2. Wah...informatif sekali Uti...berarti diary yang saya tulis mungkin bisa dibuat jadi semacam memoar ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat bisa mba Rahma, karena dari diary lebih mudah dikembangkan jadi buku genre memoar di mana nantinya ada pengalaman dan titik balik yang bisa menginspirasi

      Hapus
  3. Alhamdulilah dapat ilmu baru dari Uti. Jadi tahuu tulisan memoar itu seperti apa. Makasih Uti sudah berbagi.











    BalasHapus
    Balasan
    1. Maasih mba Ety sudah singga. silahkan buat tulisan dengan genre memoir

      Hapus
  4. super duper kerren sharing info nya ini meskipun saya bukan seorang pnulis tapi setelah baca ini jadi kepengen banget memperdalam tentang tulis menulis ini..selama ini cuma nulis diary nulis status dan catatan di fb..
    i will learn from this blog

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes please mba @Hanur you can do it. Thanks for yr drop by here... muachh.

      Hapus
  5. Hehe...belajar online bagi Bunda agak sulit, maksudnya sulit dalam mengatur waktu berkenaan tugas Bunda sebagai MC tuh. Terkadang lagi asyik belajar, eee...cucu maksa mau pake komputernya, qiqiqiii...urung deh kursus online yang pake syarat yang "mangkir" di drop-out, huhuhu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah.. Bunda kan tulisannya sudah keren.. kl saya masih harus belajar nih. mKasih sudah mampir

      Hapus
  6. Mba Zaa, ini just sharing siapa tahu bis menginspirasi tuk orang lain

    BalasHapus
  7. Jadi, ini berbeda dengan buku biografi nggih Bu, sungguh ini yang perlu dicatat. Ada satu tema menarik yang mesti dibangun dan disuguhkan kepada pembaca :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya seperti itu.. ust.. ini naskah memoarnya sudah hampir jadi.

      Hapus
  8. baru tau nih ttg memoir. makasih ilmunya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mba santi itu kemaren hasil belajar memoar bareng Mba Juli.
      Makasih sudah singgah

      Hapus
  9. Ternyata banyak untungnya kalau curhat di blog ya ibu...sayangnya dulu saya sering nulisnya di buku saja dan sekarang bukunya tak tau dimana...
    Terima kasih ilmunya ibu 🙏

    BalasHapus
  10. Bagus banget bu.. Indah warnanya, sy jg ingin bisa blog berwarna seperti ini bunda

    BalasHapus
  11. Bagus banget bu.. Indah warnanya, sy jg ingin bisa blog berwarna seperti ini bunda

    BalasHapus
  12. Tulisan th 2015
    Udah bagus gitu bun...
    Mengalir dan enak bgt bacanya
    Jadi tahu apa itu memoar
    Terima kasih bunda

    BalasHapus
  13. Bunda orangnya konsisten, punya blog dari 2015 bahkan sebelumnya dan masih eksis sampai sekarang. La saya timbul tenggelam bun. Padahal 2015 sudah ada blog. Baru setelah gabung denga bunda dan om jay termasuk RVL baru lanjut. Terima kasih bun, semoga bunda selalu sehat. Aamiin YRA

    BalasHapus
  14. Saya blogx belum seminggu...masih pontang panting atur waktu he he

    BalasHapus
  15. Saya blogx belum seminggu...masih pontang panting atur waktu he he

    BalasHapus
  16. Terimakasih bnyak ilmu tips menulisnya, jadi mau menulis lg nih

    BalasHapus
  17. Meskipun ini tulisan lama dan baru sy baca, belum ada kata terlambat utk memulai sesuatu yg baru.. Trims

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...