Curhat Seorang Istri Koruptor

astutiamudjono.wordpress.com | Jumat, Mei 10, 2024 |

Curhat Seorang Istri Koruptor
Oleh: Sri Sugiastuti 
“Ya Allah janganlah Engkau hukum jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan Ya Allah janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Allah jangan Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya.Maafkanlah kami, ampunilah kami,dan rahmatilah kami, Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (Q>S. Al-Baqarah :286)


Suasana hati Siska sungguh tak menentu. Kepalanya bak mau pecah. Kalau boleh memilih ingin rasanya diletakkan sejenak kepala ini di meja makan agar dia terbebas dari beban yang menggelayutinya. Berjuta gagasan dan antrian pekerjaan terekam jelas di memorinya. Daftar permintaan dari suaminya yang mendekam di hotel prodeo begitu banyak. Tidak mungkin bisa dipenuhi semua. Tapi  kalau ada yang terlewati, pasti dia akan marah- marah  seperti 3 hari yang lalu.

“ Aku ngga mau tahu Ma, semua yang ada dalam catatan kebutuhanku harus kau wujudkan! Entah bagaimana caranya” ancam Hartono suami Siska.

Mendengar  intimidasi dari suaminya Siska mengkeret. Dia tidak bisa menolak. Maklum suaminya sedang jadi tersangka dan harus bolak balik mengikuti sidang yang akan menentukan nasib selanjutnya. Konsultasi dengan pengacara dan menyediakan dana untuk memuluskan jalannya sidang. Kenyamanan suaminya di rutan termasuk urusan lain yang biasa ditangani suaminya, pada akhirnya bermuara padanya.

Sudah hampir 5 bulan  Hartono jadi penghuni rutan. Ini mimpi buruk baginya dan keluarga. Sebagai seorang istri Siska harus menyuport mental suaminya yang sedang down. Selain makanan dan kebutuhannya selama di rutan, Siska juga menyempatkan diri untuk membawakan buku-buku yang bisa dibaca untuk mengisi kejenuhannya berada di balik terali besi itu. Tentu saja buku yang  pilih  buku yang bertemakan religi, motivasi dan inspirasi. 

“Ya batin ini harus diisi dengan sesuatu yang menyejukkan. Hati Suamiku perlu menu kumpulan doa-doa yang mujarab agar tidak ngelangut menghitung hari detik demi detik kapan berakhirnya  masa hukuman tiba.Sementara hatinya masih galau akan keputusan hakim dan hukuman berapa tahun yang akan dijalani.” Siska mengajak batinnya bicara.

Awalnya Siska tidak pernah menyangka, karier suaminya di bidang politik dari salah satu partai terbesar di Negara bisa hancur berantakan. Hartono terkena kasus  penggelembungan dana Dewan dari komisi yang di dudukinya.

Keterpurukan  karier politik Hartono berimbas perih bagi Siska. So pasti semua itu mempengaruhi sepak terjang dan gaya hidup Siska. Gaya hidup yang biasanya mogleng-mogleng bin hura-hura harus distop. Kebiasaannya  mendongakkan kepala dan memandang orang lain kecil pun tak lagi dianut. Tebar pesona-kesana kemari, ikut arisan berjeti –jeti dari kafe ke kafe, mandeg total. Spa, manicure dan pedicure tak terjadwal lagi. Ruang geraknya hanya, penjara, rumah, dan pasar.

Panasnya udara dapur, bercampur aroma makanan  yang sedang dimasak  melambungkan perasaan Siska untuk  menyelesaikan masakan ini secepatnya. Karena dia dikejar waktu . Siska harus segara mengirim makanan ini  secepatnya. Padahal menu makanan yang  dimasak siang ini cukup banyak. Ada empal goreng, sayur asem, sambel terasi, tahu tempe bacem, plus lalapan yang semuanya harus sudah siap pukul sebelas siang.

“Aku harus tiba di  rutan, sekitar jam setengah duabelas, lalu daftar ke petugas, dan menunjukkan makanan yang akan aku berikan, menjawab ini dan itu. Memberi uang upeti untuk sipir. Baru lah makanan itu sampai kepada suamiku. Mas Hartono baru bisa  nikmati hidangan itu setelah sholat dzuhur,” batinnya berguman.

“ Alhamdulillah hari ini aku masih bisa menemani suamiku  makan siang, sebab untuk bisa menemaninya makan aku harus mengeluarkan kocek yang cukup mahal. Biayanya melebihi tiket masuk Dufan maupun Sea world di Ancol. How come!!!, Lah koq bisa hanya ingin menemani suami  makan koq dicharge mahal ? Yooo bisa-bisa saja lah!.Lah wong di Rutan bin LP. Mana ada disana yang gratis.” Hati  Siska malah mengajaknya bergurau.

“Uang berkuasa mau segala sesuatu terpenuhi? Uang andalannya.  Astaqfirullah betapa matrenya dunia ini. Ya sudah suratan takdir bagi orang yang sedang menjalani masa hukuman, kebebasannya terampas, harga dirinya terhempas, tidak pernah bisa kipas-kipas, apalagi ngelaras seperti zamannya masih dinas, dan belum tertindas. Insyaallah suamiku tabah menjalani hukuman ini dengan sukses. Sukses? (Emangnya sedang garap proyek besar apa? Pakai sukses segala www.koruptor.com)” lagi-lagi Siska menghibur dirinya.

Ini tahun ke dua Hartono menjalani hukuman di LP. Sebelum masuk dan ditetapkan bersalah. Ini menjadi hari-hari yang melelahkan bagi Siska. Mendampingi Hartono di persidangan,  menjadi saksi dan dimintai keterangan tentang harta yang mereka miliki, ikut menjawab pertanyaan wartawan yang ingin tahu  jumlah asset kekayaan mereka, melayani pengacara sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Puncaknya ketika palu diketuk dan Hartono dinyatakan bersalah. Dia divonis lima tahun penjara potong tahanan yang sudah dilalui.

Dulu Hartono pernah di atas awan jaya raya, Siska biasa shopping kemana-mana sesukanya, dari mulai Cihampelas sampai Paris. Sekarang alih-alih shopping , keluar rumah kalau tidak penting sekali Siska malu. Ya malu pada tetangga, teman, dan juga kerabat. Bayang bayang jadi istri koruptor selalu mbuntuti kemana dia pergi.

Batin Siska menangis. “Kusadari mendekamnya suamiku ke hotel prodeo adalah resiko dari suatu pekerjaan. Maka hukumnya wajib dan harus bagiku untuk selalu memohonkan ampun kepada Allah atas dosa-dosa suamiku dan diriku yang sudah mengamini korupsi serta ikut mendzolimi hak orang lain. Mungkin dia khilaf, mungkin dia ingin meraih segala sesuatu serba instant, yang akhirnya hanya menyesatkan dan menghancurkan kariernya yang sudah dibangun dengan susah payah, “ kata penyesalan di hati Siska selalu datang di akhir setelah peristiwa yang tidak mengenakkan terjadi.

Siska perlu memberi asupan vitamin untuk rohani suaminya. Dia pernah dengar bahwa buku bisa jadi penghibur untuk pesakitan yang ada di penjara. Siska tanpa sengaja menemukan buku yang bagus untuk suaminya. Buku itu cukup tebal, buku kajian lengkap penyucian jiwa” Tazkiyatun Nafs” Inti sari dari Ihya Ulumuddin buah karya Sa’id Hawwa. Siska yakin buku itu cocok untuk suami yang sedang menjalani hukuman. Siska berharap buku itu bisa mengisi hati suaminya yang sedang  menanti masa kebebasannya datang.

“Semoga suamiku mau membaca, terinspirasi agar tetap semangat, memohon ampunan pada Allah SWT. Isi buku yang   lengkap dari mulai sarana penyucian jiwa sampai adab bersahabat dengan hamba Allah dibahas di buku itu”. Harap Siska tak pernah pupus.

Seandainya isi buku itu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Subhanallah indahnya, memiliki hati yang selalu suci tidak ada lagi kerak-kerak kesombongan, dan sifat membangkang dalam diri manusia. Itulah usaha seorang istri yang menginginkan suaminya bertobat dan bisa mengambil hikmah dari semua kejadian yang dialaminya.

Agenda rutin Siska hampir tiap hari  mengunjungi suaminya. Tidak seperti biasa ada sesuatu  yang sangat mengguncang jiwanya, tanpa disengaja, Siska melihat suaminya sedang cipika-cipiki dengan seorang ibu muda dan di sebelahnya ada anak balita berusia kira-kira empat tahun. Siska ingat bocah itu. Sudah hampir 5 kali dia berjumpa dengannya, kadang ketika Siska mau ke luar dari rutan setelah menengok suaminya, sesekali ketika dia baru datang dan berpapasan dengan bocah itu yang digandeng oleh ibunya ke luar dari lorong tempat Siska biasa menemui suaminya.

“ Siapa sih wanita muda dan anak kecil tadi, koq sok akrab gitu, padahal Mama belum kenal,” cecar Siska dengan  nada yang selembut-lembutnya kepada suaminya.

Sedang dalam hatinya  seribu pertanyan lagi masih antri demi kejelasan siapa dia dan anak kecil itu. Karena Siska  tidak mengenal sama sekali siapa mereka, saudara bukan , teman bukan, kerabat bukan. Tiba tiba muncul layaknya sebuah reuni keluarga kecil. Ayah, ibu dan anak. Malangnya sosok ayah disitu adalah Hartono suami Siska

“ Dia Syafira penyanyi dangdut di café yang biasa Papa nongkrong Ma,” jawab Hartono tanpa ekspresi.

” Wah ada yang nggak beres nih! Sungguh menyebalkan. Sontoloyo, bajingan tengik, nggak tahu diuntung, jangrik, cacing, orong-orong , luwing ,” umpat Siska hampir semua nama jenis hewan yang menjijikkan  dimuntahkan pada suaminya , karena dia menjawab asal-asalan dan Siska tahu ada sessuatu yang ditutup-tutupi darinya.

Sejak kejadian itu hati Siska  semakin tidak tenang. What’s wrong, what’s happen. Aya naon, Eneng opo iki?????. Nyebar spy, cari info, kasak-kusuk, cek and ricek, lalu investigasi. Pokoknya komplet dah sampai sedetail-detailnya. Paparazi juga ikut andil sehingga terbongkarlah the biggest secret of his husband.

” Apa mungkin perempuan itu istri simpanan suamiku? Dan anak kecil itu anak mereka? Halo...! Selama ini kemana saja? Koq sampai kecolongan, suami nikah lagi ngga pernah tau?” Siska memaki dirinya sendiri.

Tidak perduli berapa dana yang harus keluar untuk membongkar rahasia besar ini. Siska perlu kepuasan batin dan ingin mengusut tuntas masalahnya hingga terang benderang. Belum selesai masalah yang satu, muncul masalah baru. Itu lah hidup.

“ Nasib nasib. Ingin rasanya aku memotong urat maluku atau pakai topeng sehingga aku bisa leluasa tanpa beban menghadapi orang-orang yang ada di sekitarku”. pikir Siska.

Nasi sudah menjadi bubur. Palu sudah diketuk, keputusan sudah diambil. Dan Hartono memang bersalah entah hanya dia sendiri atau pun berjamaah. Akhirnya Siska dan anak-anak ikut menanggung aib keluarga . Suka tidak suka kenyataan itu harus ditelan.

“Mau protes gimana memang itu istrinya walau cuma dinikah siri, bocah itu memang darah daging suamiku, walau dia cuma punya akte kelahiran sebagai anak ibu di dalam hukum pemerintah”. Selalu hatinya menghibur.

Siska butuh waktu lama untuk merenung. 
“Aku masih bisa bertahan menghadapi hidup ini karena aku punya tanggungjawab pada Allah, dan pada keluargaku. Kasian anakku. Dia jadi bahan ejekan di sekolah, jadi makanan empuk yang namanya cemoohan di lingkungan teman-temannya. Dia juga salah tingkah ketika masalah papanya ditayangkan di TV. Baca Koran pun dia malas, sehingga dia jadi anak yang kuper dan minder. Sampai kapan keadaan ini akan berakhir?” Tanya hatinya.

Beginilah hari hari pahit yang dilalui Siska bersama keluarga , merenda lembaran baru dalam keterpurukan. Ketika Siska mengingat harta bendanya yang disita, Siska sempat stress.

“ Hmmm…Amat sangat banyak barang  berharga kami yang disita, dari Chamry, CR-V, dan Avanza yang untuk transportasi harianku pun ikut katut disita. Simpananku yang berupa perhiasan satu satu ku jual, dan ada juga sebagian yang aku gadaikan semua kulakuan untuk menyambung hidup keluargaku dan wira –wiri ngurusi suamiku yang masih betah di hotel prodeo.  Tinggal di hotel prodeo membutuhkan dana yang banyak. Melebihi menyekolahkan anak ke luar negeri. Menghirup kebebasan bagi seorang pesakitan seperti suamiku memang mahal harganya. “ keluhan ini hanya bisa ditelannya sendiri.

Dalam kurun waktu yang sama menghadapi dua masalah besar yang merusak tatanan keluarga sebelumnya membuat Siska semakin arif.  Prahara ini terjadi begitu saja tanpa diperhitungkan.
 “ Alhamdulillah aku masih doyan makan, aku masih bisa tidur nyenyak, kepalaku tidak cekot-cekot, masih bisa senyum ketika nonton Sinetron Korea, masih bisa mikir jernih What   am I going to do. Lalu pasrah what will be will be Que sera-sera. Semua itu anugerah.
 
Seandainya kubuat mumet bin ribet. ngelabrak selingkuhan suamiku, Lalu mencaci maki dia sepuas-puasku, atau  lari ke dukun supaya nyantet itu perempuan. Bisa juga lebih sadis cari pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa orang yang telah membuat hatiku luka dan ngap-ngapan seperti ikan louhan yang kehabisan oxygen. Raja tega bener  dia telah menduakanku dan jadi pecundang dalam hidupku. Sumpah kalau aku tidak ingat Allah dan membunuh itu dosa, aku pasti sudah menyelesaikan masalah ini dengan cara yang sadis. Astaghfirullahallazim,” ujung ujungnya Siska sadar apa yang harus diperbuat.

Bergelayut dua rasa yang sama beratnya antara benci dan rindu. Siska benci menghadapi ujian ini, tapi ia rindu dengan masa lalunya yang glamour penuh dengan hura-hura.Benci dengan kenyataan bahwa selama ini suaminya juga selingkuh. Rindu uang, perhiasan, dan barang mewah yang kerap dihadiahi suaminya.

“ Masih normalkah pikiranku ini? Atau mungkin aku mulai stress menghadapi semua ini?” Keluhnya

“Duh Gusti, Ya Allah yang Maha segalanya. Paringi sabar lan sanes-sanesipun ya Allah, izinkan aku  meratap di penghujung malam. Maafkan aku ya Allah karena hanya mengingatMu disaat aku susah, disaat aku terhimpit masalah, disaat aku ingin mengurai duka ini, dan menghanyutkan semua kesedihan dan kesusahanku, Aku lelah ya Allah.Tolong keluarkan aku dari semua  beban berat ini.Aku yakin ya Allah Kau tidak akan menguji hambaMu di luar batas kemampuannya.

Ketegaran hati dan keikhlasan diri yang  Siska cari. Sikap dimana dia harus tegar dan ikhlas menerima  ujian , atau mungkin juga ini merupakan dampak dari perbuatan Hartono suaminya yang melenceng, sehingga Allah menegur dengan caraNya. Ku maknai semua itu karena Allah sayang pada keluargaku. Siska berharap bisa lebih baik ke depannya dan selalu berbaik sangka pada Allah. Biarkan luka itu sembuh perlahan dengan proses alami.

“ Harapan yang ada takkan ku sia-sia. Aku melangkah lagi dengan pasti,” dendangnya


2 komentar:

  1. Selalu mantap Bun! Menggelontor mengalir tanpa henti. Curhat seperti curhat beneran! Mksh Bun! Kapan bhs ranum keluar dari jemari saya he he he
    Kata Abah belajar, belajar, dan belajar!

    BalasHapus
  2. Cerita riel yg diimajinasikan...bagus sekali...Bunda Kanjeng is the best...

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...