IBUKU SUPER DUPER

astutiamudjono.wordpress.com | Jumat, November 14, 2014 | |


Ibu, Bunda, simbok, Sibu, Mami, Mama, Emak atau apapun sebutannya bagi orang yang telah melahirkan kita di dunia punya tempat tersendiri di hati kita. Aku merasa beruntung dilahirkan dari rahim seorang ibu yang super duper. 

Ibuku bukan dari golongan balung gajah ( orang kaya ). Masa kecil ibuku ngga seindah masa kecilku. Di usia 10 tahun ibu sudah yatim piatu.Ia dirawat sama Budenya hingga ia menikah. Alhamdulillah ibu bisa menyelesaikan sekolah perawat di tahun 1958. Setelah menikah diboyong Bapak ke Jakarta. Sayang belum genap 5 tahun usia perkawinannya, prahara datang yang harus memisahkan kami dan Bapak.

Hiks politik sungguh kejam. Kami harus hidup dari nol lagi. Kami mengontrak rumah sederhana berdinding bambu dan berlantai plesteran ( semen yang dicor di lantai ). Ibu dari suster di rumah sakit,  beralih profesi walau tidak terlalu beda jauh, yaitu jadi mantri keliling di bawah yayasan balai pengobatan. Bermodal jarum suntik, obat dan sepeda onthel, ibu keliling kampung door to door mengobati orang sakit. Para tetangga dan pasiennya memanggilnya Bu Jeksi.

Sejak kecil kami sudah dibekali dengan ilmu agama Islam. Pagi sekolah negeri, siang sekolah madrasah. Padahal pengetahuan agama Ibu sangat dangkal, Ibu ngga bisa mengaji, belajar sholat juga baru saja setelah terjadi prahara. Tapi Ibu ngga ingin anak anaknya bodoh seperti dia yang telat belajar agama Islam. Semangat ibu membesarkan kami sangat luar biasa. Ibu ingin anak anaknya sehat, sekolahnya pintar dan tidak mengalami nasib seperti dirinya dahulu yang serba kekurangan baik kasih sayang maupun materi. Untuk menggapai semua itu Ibu rela berpanas ria dan bermandi peluh.

Ibu mendidik kami dengan cara yang semi otoriter, adil dan penuh kasih sayang. Ibu seorang yang tegas dan pemberani, selain itu jiwa sosialnya sungguh luar biasa. Tapi ibu juga manusia biasa yang kadang tak sempurna. Ibu suka ceplas ceplos dan kalau bicara tidak tedeng aling aling kata orang jawa. Jadi ada saja yang tersinggung dengan ucapan Ibu. Untungnya Ibu mudah minta maaf, tidak pernah dendam.

Ketika kami beranjak remaja, kami sudah punya tanggungjawab terhadap diri sendiri, dan Ibu mengajarkan bagaimana cara berbakti kepada orang tua, menjaga diri, dan selalu memompa semangat kami untuk meraih mimpi. Aku sebagai anak sulung merasa paling disayang oleh Ibu. Ibu menjadikan aku sebagai sahabatnya. Jadi aku tahu persis hati, perasaan dan pikiran ibu. Aku tumbuh dewasa sebelum waktunya karena Ibu mengajari bagaimana bertahan dalam kerasnya kehidupan. Aku harus mandiri dan siap bila kelak harus menghidupi keluarga, tidak tergantung pada suami.

Perjuangan Ibu dibuktikan dengan semangat kerjanya, ketulusan hatinya dan keikhlasannya sungguh melebihi luasnya samudera. Obsesinya yang ingin anak anaknya bahagia dan tidak mengalami derita seperti yang pernah dirasakannya. Ibu rela antri berjam jam demi mendapatkan selemar formulir pendaftaran masuk UNS tahun 1980, Ibu punya waktu untuk sewa mobil dan mengunjungiku di desa terpencil tempatku KKN, Ibu yang selau menunggui diriku ketika jihad melahirkan empat bayi mungil dari tahun ke tahun.


Kasih sayang Ibu untuk anak dan cucunya seluas samudera. Ibu rela mengorbankan hidupnya untuk kami. Ibu rela menikah hanya demi status. Karena predikat janda saat itu sangat dilecehkan. Padahal aku tahu persis Ibu tidak bahagia. Ibu hanya butuh status kalau ia punya suami. Sedang kebutuhan kami semua Ibu yang memenuhi.

Kebersamaanku dengan Ibu sungguh mesra apalagi di saat ibu menua dan digrogoti penyakit. Kerja kerasnya di masa muda harus dibayar mahal. Ibu mengidap hipertensi, DM, asam lambung dan Ibu juga terkena stroke ringan. Penyakit itu bersahabat cukup lama dengan Ibu. Semangatnya untuk sembuh juga luar biasa Keadaan Ibu yang stroke ringan dan ada panggilan untuk menunaikan ibadah haji, justru membawa keberkahan pada diriku. Karena adikku berkenan membiayai kami berempat ibadah haji di tahun 2006.

Ibuku adalah dosen di universitas kehidupanku. Ibu yang mewarnai langkah, prinsip, hati dan diri ini. Ajarannya, doktrinnya, membuatku tegar ketika tertimpa badai, membuatku tabah ketika kehilangan, membuatku mampu menjadi diriku sendiri dan berusaha taat dengan hukum Allah. Tanpamu aku bukan siapa siapa.

Ibu, kau sudah 8 tahun meninggalkan kami dengan kenangan yang tak mungkin hilang dari kehidupan kami. Seperangkat furniture yang ada di kamarku hadiah perkawianan kami masih awet dan berguna hingga saat ini. Perlengkapan masak dan makan yang ada di dapur juga warisanmu yang sangat bermanfaat, termasuk ilmu kehidupan yang kau berikan padaku rasanya tak sanggup kubalas.

Ibu, kini hanya untaian doa panjang setiap selesai sholat yang bisa kuhadiahkan sebagai baktiku padamu. Mengunjungi dan berbagi dengan kerabatmu, dan meneruskan asa dan citamu yaitu agar cucumu meraih sukses di dunia dan akherat. Aku ingin menjadi istri yang solehah dan mbah Uti yang  bermanfaat untuk orang lain.

Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan: Hati Ibu Seluas Samudera.

10 komentar:

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Unggulan : Hati Ibu Seluas Samudera
    Segera didaftar
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Njih Pakde, akhirnya setelah berjibaku berhasil juga.Alhamdulillah

      Hapus
  2. barokallah untuk ibunya mba. Ibu itu sosok yang selalu rela berkorban n berpayah-payah untuk anak-anaknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. mba@Sarah jzklh sudah singgah dan apresiasinya tuk kisah Iu ini.

      Hapus
  3. Balasan
    1. Terima kasih selalu ada spesial kenagan buat sosok ibu ya.

      Hapus
  4. Hah ... Wah ... Ibu yang hebat mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sosok ibu mewarnai kehidupan kita dan selalu bangga sekaligus terharu dengan perjuangannya

      Hapus
  5. Sungguh ibu kita memang tiada duanya ya. Sosok ibu akan selalu ada di hati kita meskipun beliau sudah tiada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya tinggal doa dari anaknya yg soleh dan solehah dan mau mendoakan di setiapa wal doanya sesudah sholat.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...